Laporan Hasil Analisis Masalah dan Rencana
Program Promosi Kesehatan Kelompok
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Desa Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta
Mengenai Cara – Cara Mencuci Tangan Dan Menggosok Gigi Yang Baik, Serta Mengenai Diabetes Melitus, Hypertensi
Oleh
Didik Lukman Hakim (11762063)
Ditta Ayudhya Noer (11762064)
Evi Kholifatuzuhriah (11762065)
Ditta Ayudhya Noer (11762064)
Evi Kholifatuzuhriah (11762065)
Essyah Prawitasari (11762066)
Ekadhitya Utamy A. RA. (11762067)
Fitri Setyaningsih (11762068)
Fina Tri Wulandari (11762069)
Program Pendidikan Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Program Promosi Kesehatan Kelompok
Sub Judul
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Wilayah Desa Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta
Mengenai Cara – Cara Mencuci Tangan Dan Menggosok Gigi Yang Baik dan Benar, Serta Mengenai Diabetes Melitus dan Hipertensi
Oleh
Didik Lukman Hakim (11762063)
Ditta Ayudhya Noer (11762064)
Evi Kholifatuzuhriah (11762065)
Ditta Ayudhya Noer (11762064)
Evi Kholifatuzuhriah (11762065)
Essyah Prawitasari (11762066)
Ekadhitya Utamy A. RA. (11762067)
Fitri Setyaningsih (11762068)
Fina Tri Wulandari (11762069)
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan
Kaprodi Profesi Apoteker Dosen Pembimbing
Dr. Tedjo Yuwono, Apt. Adnan, S. Far., Apt.
A. Gambaran Lokasi Praktek
1. Gambaran Demografi dan Geografi
Kelurahan : Bangunharjo
Kecamatan : Sewon
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DI. Yogyakarta
Jumlah Penduduk : 23304 jiwa
2. Kondisi Pelayanan Kesehatan
Kelurahan : Bangunharjo
Kecamatan : Sewon
No
|
Prasarana Kesehatan
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Rumah sakit umum / swasta
Puskesmas
Apotek
Toko obat
Tempat dokter praktek
|
1
1
5
2
15
|
3. Sosiokultural
Kecamatan : Sewon
Pendidikan
No.
|
Pendidikan
|
Jumlah (orang)
|
1.
|
TK
|
3.968
|
2.
|
SD
|
4.507
|
3.
|
SMP
|
3.762
|
4.
|
SMA
|
8.691
|
5.
|
D1 – D3
|
794
|
6.
|
Sarjana
|
1.061
|
7.
|
Madrasah
|
238
|
8.
|
Pendidikan Keagamaan
|
220
|
9.
|
Kursus
|
66
|
b. Mata pencaharian pokok
No.
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah (orang)
|
1.
|
Buruh/swasta
|
579
|
2.
|
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
|
601
|
3.
|
ABRI
|
53
|
4.
|
Padagang
|
1,905
|
5.
|
Pertukangan
|
18
|
6.
|
Jasa
|
101
|
7.
|
Tani
|
769
|
8.
|
Buruh Tani
|
221
|
9.
|
Pensiunan
|
208
|
Agama
No.
|
Agama
|
Jumlah (orang)
|
1.
|
Islam
|
23.873
|
2.
|
Kristen
|
529
|
3.
|
Katolik
|
564
|
4.
|
Hindu
|
43
|
5.
|
Budha
|
37
|
6.
|
Lain-lain
|
0
|
B. Daftar Masalah Kesehatan
No.
|
Permasalahan Kesehatan
|
Indikator
|
Keterangan
|
1.
|
Hipertensi
|
Prevalensinya tinggi
|
Data Primer
|
2.
|
Diabetes Melitus
|
Prevalensinya sedang
|
Data primer
|
3.
|
Asam urat
|
Prevalensinya sedang
|
Data primer
|
4.
|
Bahan Tambahan Makanan
|
Prevalensinya rendah
|
Data primer
|
5.
|
Demam
|
Prevalensinya rendah
|
Data sekunder
|
6.
|
Monopause
|
Prevalensinya sedang
|
Data primer
|
7.
|
Tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat
|
Prevalensinya rendah
|
Data primer
|
C. Masalah Kesehatan Prioritas
No.
|
Permasalahan Kesehatan
|
Kelompok Sasaran
|
Kemungkinan Penyebab
|
1.
|
Hipertensi
|
Ibu ibu
|
Kurangnya pengetahuan
|
2.
|
Diabetes Melitus
|
Ibu ibu
|
Kurangnya pengetahuan
|
3.
|
Cuci Tangan
|
Anak - Anak
|
Kurangnya pengetahuan
|
4.
|
Menggosok gigi
|
Anak - Anak
|
Kurangnya pengetahuan
|
A. Identifikasi Faktor Resiko, Kajian Literatur dan Pembahasan
1. Cuci Tangan yang Baik dan Benar
Definisi
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan sabun
Untuk menghilangkan mikroorganisme.
Untuk menghilangkan mikroorganisme.
Cara mencuci tangan yang Baik dan Benar
2. Menggosok gigi yang baik
Menyikat gigi merupakan pertahanan nomor satu terhadap masalah gigi. Kegiatan menggosok gigi harus dilakukan dengan benar, yakni dua kali sehari, sesudah sarapan dan sebelum tidur, serta mencapai seluruh permukaan gigi.
Teknik menyikat gigi:
· Gunakan sikat gigi dengan ukuran yang tepat (lebih kecil lebih baik) dengan bulu sikat yang halus.
· Untuk gigi deretan depan dan samping, letakkan kepala sikat gigi membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan gigi. Letakkan ujung bulu sikat pada daerah di bawah gusi.
· Untuk gigi deratan atas (geraham bawah dan atas), gerakkan ke arah luar dengan gerakan hati-hati sehingga plak yang mengumpul pada daerah di bawah gusi dapat dihilangkan.
· Yakini apakah sudah benar-benar ke arah luar, sisi lidah dan permukaan kunyah dari gigi-gigi.
· Untuk gigi depan bagian dalam, lakukan penyikatan bagian dalam rahang atas dan rahang bawah dengan gerakan vertikal mengungkit ke arah luar beberapa kali di atas permukaan gusi dan gigi.
· Sikat juga bagian lidah untuk menghilangkan kotoran dan bakteri penyebab bau mulut.
· Tuntaskan menyikat gigi dengan berkumur secukupnya.
3. HIPERTENSI
Definisi
Hipertensi adalah kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah yaitu 140/90 mmHg ke atas. Tekanan darah tinggi berkaitan dengan penurunan usia harapan hidup dan peningkatan resiko stroke, penyakit jantung koroner dan penyakit organ target lainnya (misalnya retinopati, gagal ginjal). Masalahnya dalah bahwa resiko tersebut berjenjang sehingga tidak ada garis batas yang jelas antara pasien yang harus diterapi dan yang tidak perlu diterapi.
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esencial dan hipertensi sekunder.
a). Hipertensi esensial
Hipertensi esensial disebut juga hipertensi primer atau idiopatik, adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah peningkatan resistensi perifer.
b). Hipertensi sekunder
Prevalensi hipertensi sekunder ini hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat dan lain-lain.
Gejala-gejala hipertensi:
· Sakit kepala
· Kelelahan
· Mual
· Muntah
· Gelisah
· Pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak
Penyebab dan faktor resiko hipertensi:
· Diabetes millitus
· Kegemukan (obesitas)
· Gaya hidup tidak sehat
· Stress
· Alkohol
· Merokok
· Garam yang berlebihan
Terapi hipertensi:
a). Terapi farmakologi
Pada prinsipnya, pengobatan hipertensi dilakukan secara bertahap. Terapi farmakologi hipertensi antara lain dengan:
1. Diuretik
Seperti : Thiazide, Thiazide - like diuretik, loop diuretik, potassium sparing diuretik. Mekanisme kerja diureti adalah dengan mengurangi retensi Na dengan mengurangi reabsorpsi Na dan Cl di tubulus distalis.
4. β – Blocker
β – Blocker menyebabkan penurunan tekanan darah melalui penurunan curah jantung. Semua β – Blocker cenderung menurunkan tekanan darah. Contoh β – Blocker adalah propanolol.
5. Calcium - channel blocker
Dihydropyridines (nifedipine , amlodipine)
6. ACE inhibitor (kaptopril, lisinopril)
7. α – Blocker (prazosin, doxazosin)
b). Terapi non obat
Pengobatan non obat diantaranya adalah :
1. Mengatasi kegemukan yaitu dengan penurunan berat badan / diet
2. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh
3. Ciptakan keadaan rileks atau hindari stres
4. Melakukan olah raga seperti senam atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu
5. Tingkatkan gaya hidup sehat seperti tinggalkan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol
c). Terapi secara herbal (dengan obat tradisional)
Terapi dengan bahan – bahan herbal diantaranya dengan seledri, belimbing wuluh, bawang putih, mengkudu, daun sambung nyawa, biji kecipir, buah ketimun, daun alpukat, dan kumis kucing.
B.Diabetes Melitus
a. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
b. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
- Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
- Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
- Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
- Diabetes mellitus gestasional (GDM)
c. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
- Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
A. Patofisiologi/Pathway
B. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
C. Pemeriksaan Penunjang
- Glukosa darah sewaktu
- Kadar glukosa darah puasa
- Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM
|
Belum pasti DM
|
DM
| |
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
|
< 100
<80
<110
<90
|
100-200
80-200
110-120
90-110
|
>200
>200
>126
>110
|
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
D. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
E. Pengkajian
§ Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
§ Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
§ Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
§ Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
§ Integritas Ego
Stress, ansietas
§ Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
§ Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
§ Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
§ Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
§ Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
§ Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
B. Rencana Program Promosi Kesehatan Umum dan Khusus
Nama Promkes : Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Wilayah Desa Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta Mengenai Cara – Cara Mencuci Tangan Dan Menggosok Gigi Yang Baik dan Benar, Serta Mengenai Diabetes Melitus dan Hipertensi
Kelompok Sasaran : 1. Ibu-ibu
2. Anak anak
Waktu :
1. Selasa 15 November 2011
2. Jumat 18 November 2011
Nama Promkes : DEFIpharm
Kelompok Sasaran : anak -anak
Waktu : Selasa 15 November 2011
TIU : Meningkatkan Pengetahuan anak –anak tentang kebersihan
No.
|
TIK
|
Topik
|
Rencana Pelaksanaan
| ||
Waktu
|
Media
|
Petugas
| |||
1.
|
Memberikan informasi dan pengetahuan cuci tangan yang baik
|
Penyakit yang ditimbulkan karena kuman dan cara cuci tangan yang baik
|
16.00 – 16.20
|
PP, video cuci tangan yang baik
|
Ditta Ayudhya Noer
|
Cara cuci tangan yang baik (praktek)
|
16.20 -16.40
|
PP, video cuci tangan yang baik
|
Ditta Ayudhya Noer
| ||
2.
|
Memberikan informasi tentang gosok gigi yang baik
|
Makanan yang mempengarui kerusakan gigi
|
16.40 – 17.00
|
PP, video sikat gigi yang baik
|
Fina Tri Wulandari
|
Praktek gosok gigi yang baik
|
17 - 20
|
PP, video sikat gigi yang baik
|
Fina Tri Wulandari
| ||
3.
|
Evaluasi
|
Cuci tangan
|
17.00 – 17.40
|
Praktek cuci tangan
|
Ekadhitya Utamy A. RA.
|
Gosok gigi
|
17.40 – 18.00
|
Praktek gosok gigi
|
Ekadhitya Utamy A. RA.
|
Rancangan detail rencana pelaksanaan Promkes
TIK
|
Rincian Materi
|
Rencana Pelaksanaan
| |
Struktur Penyampaian (Waktu)
|
Metode / Media
| ||
Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai cuci tangan yang baik, gosok gigi yang baik,
|
-Penyebab Demam
-Pengobatan Demam secara farmakologi dan non-farmakologi
-Penyebab dan macam-macam diare
-Pengobatan Diare secara farmakologi dan non-farmakologi
-Penyebab Batuk/Pilek
-Pengobatan Batuk/Pilek secara farmakologi dan non-farmakologi
-Pengobatan swamedikasi untuk demam, diare dan batuk / pilek
|
a.Pembukaan(10menit)
-Salam
-Perkenalan
-Tujuan Promkes
b.Isi (110menit)
-Penyampaian materi cuci tangan
- Praktek
-Penyampaian materi gosok gigi
-Praktek
- tanya jawab
- evaluasi
.Penutup
|
-Metode penyampaian langsung dengan microphone dan praktek
-PPt
-video
-Metode penyampaian langsung dengan microphone
|
Nama Promkes : DEFIpharm
Kelompok Sasaran : Ibu-ibu PKK RT 01 Bangunharjo, Sewon Bantul
Waktu : Jumat, 18 November 2011
TIU : Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Desa Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta Mengenai Diabetes Melitus, Hypertensi
No.
|
TIK
|
Topik
|
Rencana Pelaksanaan
| ||
Waktu
|
Media
|
Petugas
| |||
1.
|
Memberikan informasi dan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi
|
Penyebab dan Gejala Hipertensi
|
18.55 – 19.10
|
PPt, leaflet
|
Evi Kholifatuzuhriah
|
Tindakan pencegahan hipertensi
|
19.10 – 19.20
|
PPt, leaflet
|
Evi Kholifatuzuhriah
| ||
Terapi Hipertensi secara non-farmakologi
|
19.20 – 19.30
|
PPt, leaflet
|
Fitri Setyaningsih
| ||
Terapi Hipertensi secara Herbal
|
19.30 – 19.40
|
PP, leaflet
|
Fitri Setyaningsih
|
Rancangan detail rencana pelaksanaan Promkes
TIK
|
Rincian Materi
|
Rencana Pelaksanaan
| |
Struktur Penyampaian (Waktu)
|
Metode / Media
| ||
Memberikan informasi dan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, terapi hipertensi secara farmakologi, non-farmakologi dan herbal.
|
-Penyebab Hipertensi
-Gejala Hipertensi
-Faktor resiko hipertensi
-Terapi hipertensi secara farmakologi (macam-macam obat anti-HTN)
-Terapi hipertensi secara non-farmakologi
-Terapi hipertensi secara herbal
|
a.Pembukaan(5menit)
-Salam
-Perkenalan
-Tujuan Promkes
b.Isi (40menit)
-Penyampaian materi tentang penyebab, gejala dan macam-macam terapi hipetensi
- tanya jawab
c.Penutup
|
-Metode penyampaian langsung dengan microphone
-PPt
-Leflet
-Metode penyampaian langsung dengan microphone
|
Nama Promkes : MAPRO-CARE
Kelompok Sasaran : Ibu-ibu PKK
Waktu : Jumat, 18 Nofember 2011
TIU : Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Desa Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta Mengenai Diabetes Melitus, Hypertensi Mengenai Obat dan Penyakit-penyakit Umum di Masyarakat.
No.
|
TIK
|
Topik
|
Rencana Pelaksanaan
| ||
Waktu
|
Media
|
Petugas
| |||
1.
|
Memberikan informasi dan penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus
|
Penyebab dan gejala diabetes
|
19.00 - selesai
|
PPt, leaflet
|
Didik Lukman Hakim
|
Tindakan pencegahan diabetes
|
.00 - selesai
|
PPt, leaflet
|
Didik Lukman Hakim
| ||
Terapi diabetes secara non-farmakologi
|
16.15 - selesai
|
PPt, leaflet
|
Essyah Prawitasari
| ||
Terapi diabetes secara herbal
|
16.15 - selesai
|
PP, leaflet
|
Essyah Prawitasari
|
C. Evaluasi dan Rekomendasi
1. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan program promosi kesehatan dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan tanya jawab langsung dan praktek langsung (cuci tangan dan gosok gigi yang benar)
2. Rekomendasi
Kegiatan ini diharapkan dapat terus dilaksanakan.
Untuk mendapatkan informasi mengenai obat lebih lanjut dapat menghubungi apoteker atau tenaga kesehatan medis lainnya. Dan dapat mengaplikasikan tentang cuci tangan dan gosok gigi yang benar.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar