BAB 1
PENDAHULUAN
A.1.1
Definisi
Diare adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan frekuensi
defekasi dan penurunan konsistensi feses secara abnormal dibandingkan keadaan
biasanya. Nilai normal frekuensi defekasi pada
individu yaitu kurang dari 3 kali per hari (Mansur
arif,2008)
1.2
Etiologi
Secara
umum, diare dibedakan menjadi 2, yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut
biasanya terjadi selama < 7 hari, 90% kasus disebabkan karena infeksi,
sisanya disebabkan oleh obat, keracunan makanan, iskemik, dan kondisi yang
lain. Diare ini seringkali disertai dengan muntah, demam, dan nyeri perut.
Sedangkan diare kronis biasanya terjadi selama > 4 minggu dan pada umumnya
penyebabnya bukan karena infeksi (Kasper et
al., 2008)
Kebanyakan
diare akut disebabkan oleh infeksi yaitu, virus (seperti rotavirus, norwalk,
adenovirus), bakteri (seperti Escherichia coli, Salmonella sp., Shigella sp., Vibrio
cholerae, Clostridium difficile.,dll.),
parasit (Entamoeba
histolytica, Microsporidium,
Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, dll.) (Beverly and Clarence, 2008).
1.3
Patofisiologi
Mekanisme patofisiologi
terjadinya diare antara lain perubahan transpor aktif ion (penurunan absorpsi
natrium dan peningkatan sekresi klorida), perubahan motilitas intestinal,
peningkatan osmolaritas, dan peningkatan tekanan hidrostatik. Dari keempat
mekanisme ini selanjutnya terbagi menjadi diare sekretori, diare osmotik, diare
eksudatif, dan diare yang berhubungan dengan peningkatan transit intestinal (Spruill and Wade, 2008).
1.4 Gejala Klinis Diare
Untuk memastikan pasien menderita diare
dapat diketahui dari gejala-gejala atau keluhan yang dirasakan pasien.
Penetapan gejala dapat dilihat dari frekuensi defekasi, konsistensi feses,
durasi gejala, dan adanya keluhan lain.
Dari penetapan
gejala dapat ditentukan antara lain (DiPiro, et al., 2008):
a. Keparahan dan tipe diare
Keparahan diare dapat dilihat dari:
–
frekuensi
–
volume
–
durasi
–
adanya gejala-gejala lain yang
menyertai
Pasien diare
yang mengalami lemas dan sakit yang luar biasa selama lebih dari satu atau dua
hari tanpa adanya tanda-tanda kemajuan, perlu diberi tindakan khusus.
b. Durasi
–
Tipe diare akut
Biasanya
disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya sembuh secara spontan dalam waktu
dua atau tiga hari
–
Tipe diare kronik
Bertahan sampai
beberapa hari, minggu atau lebih, atau yang episodenya terjadi berulang
(frekuen) biasanya menunjukkan adanya masalah patologi.
–
Diare malam hari secara persisten
Membutuhkan
pendekatan medis untuk mengatasi Inflammatory bowel disease seperti Chron’s
disease atau Ulcerative colitis.
–
Anak kecil
Waktu menunggu
untuk mendapat penangaan serius seharusnya lebih cepat daripada orang dewasa
Gejala
dehidrasi antara lain (Di Piro et.al, 2008):
–
Gejala dehidrasi pada anak-anak :
mulut, lidah, dan kulit kering, pada saat menangis hanya mengeluarkan sedikit
air mata atau bahkan tidak sama sekali, penurunan urinasi, sunken eyes, checks
or abdomen, kulit abu-abu, turgor kulit berkurang, iritabilitas.
–
Pada dewasa : meningkatnya rasa
haus, penurunan urinasi, merasa lemas dan kepala ringan, mulut dan lidah terasa
kering.
Tingkat
keparahan dehidrasi dapat digolongkan sebagai berikut (Di Piro et.al, 2008):
i.
Dehidrasi ringan (kehilangan cairan
sekitar 5% dari berat badan semula)
Diare
berlangsung sekali tiap 2 jam atau lebih. Gejala lain yaitu rasa haus, gelisah,
tapi elastisitas kulit bila dicubit masih baik dan penderita masih sadar.
ii.
Dehidrasi sedang (kehilangan cairan
5-10% dari berat badan semula)
Diare makin
sering dengan volume lebih besar. Gejala lain yaitu terasa haus, gelisah,
pusing jika berubah posisi, pernapasan terganggu, ubun-ubun dan mata cekung,
elastisitas kulit lambat.
iii.
Dehidrasi berat (kehilangan cairan
lebih dari 10% dari berat badan semula)
Diare hebat
disertai muntah. Gejala lain yaitu mengantuk, lemas, berkeringat dingin, kulit
kaki dan tangan keriput, kejang otot, pernapasan cepat dan dalam, ubun-ubun dan
mata sangat cekung, elastisitas kulit sangat lambat.
1.5 Penatalaksanaan antibiotik pada diare
Penggunaan antibiotik dalam terapi
diare diperlukan bila diare disebabkan oleh adanya bakteri. Namun harus
diperhatikan bahwa penggunaan antibiotika juga dapat membunuh flora normal
saluran cerna yang juga dapat menyebabkan diare. Berikut merupakan terapi
antibiotik untuk diare yang disebabkan oleh organisme tertentu (Di Piro, 2008)
:
Organisme
|
Antibiotik
|
Durasi pemakaian
|
Salmonella
-
Tanpa komplikasi
-
Hiperpireksia dan toksisitas sistemik
|
Tidak ada
TMP/ SMX 160/800 mg
Fluoroquinolon
|
5-7 hari
|
Shigella
|
TMP/ SMX 160/800 mg
Fluoroquinolon
|
3 hari
3-5 hari
|
Enteropatogenik
E. coli
|
Fluoroquinolon
|
3-5 hari
|
Enterotoksigenik
E. coli
|
Fluoroquinolon
|
1-5 hari
|
Enteroinvasif
E. coli
|
TMP/ SMX 160/800 mg
Fluoroquinolon
|
3 hari
3-5 hari
|
Campylobacter spp.
|
Eritromisin stearat 500 mg PO BID
Fluoroquinolon
Azithromycin (untuk yang
resistensi quinolon)
|
5 hari
|
Yersinia spp.
|
Fluoroquinolon
Ceftriaxone 1 g iv q i d (untuk kasus yang parah)
|
3-5 hari
5 hari
|
Noncholerae
Vibrio
|
Fluroquinolon
|
3-5 hari
|
Clostridium difficile
|
Vancomycin 125-500 mg PO Q I
D
|
10 hari
|
Giardia lamblia
|
Metronidazol 250 mg PO QID
Quinacrine 100 mg PO TID
Timidazol 2 g single dose
|
7 hari
7 hari
|
Cryptosporidium
Tanpa komplikasi
Severe
|
Tidak ada
Paromomycin 500 mg PO TID
|
7 hari
|
Isospora
|
TMP/ SMX 160/800 mg
|
7 hari
|
Cyclospora
|
TMP/ SMX 160/800 mg
|
7 hari
|
1.6 Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan terapi diare akut di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar
Malang antara lain:
- Resusitasi
cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan
elektrolitnya.
Tabel
I.1 Upaya Rehidrasi Oral
Usia
|
Tanpa Dehidrasi
-jam selanjutnya (10-20 ml/kgBB/setiap diare) |
Dehidrasi Ringan
-3 jam pertama (50 ml/kgBB)
|
Bayi sampai 1 tahun
Bayi sampai 5 tahun
Bayi > 5 tahun
|
0,5 gelas*
1 gelas**
2 gelas*
|
1,5 gelas*
3 gelas**
6 gelas
|
* Berat badan ± 6 kg
6 kg x 50 ml = 300 ml = ± 1,5 gelas/ setiap diare
6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/ setiap diare = 0,5 gelas/
setiap diare
** Berat badan ± 13 kg
13 kg x 50 ml = 650 ml = 3 gelas/ setiap diare
13 kg x 10-20 ml = 150-250 ml/ setiap diare = 1 gelas/
setiap diare
Tabel I.2 Terapi Cairan Standar (Isohipernatremia) untuk Segala
Usia Kecuali Neonatus
Plan
|
Derajat Dehidrasi
|
Kebutuhan Cairan
|
Jenis Cairan
|
Cara/ Lama Pemberian
|
A
|
Tanpa dehidrasi
|
±10-20 ml/kg/setiap kali diare
|
Larutan RT atau oralit
|
Oral sampai diare berhenti
|
B
|
Sedang 6-9 %
|
±70 ml/kg/3 jam = 5 tetes/kg/menit
|
HSD atau oralit
|
TIV/3 jam atau TIG/3 jam
atau oral 3 jam TIV/3 jam atau TIG/3 jam
|
Ringan
|
±50 ml/kg/3 jam = 3-4 tetes/kg/menit
|
|||
C
|
Berat
|
±30 ml/kg/3 jam = 10 tetes/kg/menit
|
RL
|
TIV/3 jam atau lebih cepat
|
Keterangan:
TIV : tetes intra
venus
TIG : tetes intra
gastrik
Perkecualian:
A.
Neonatus (< 3 bulan)
D10% 0,18 NaCl, 30 ml/kgBB, 2
jam
D10% 0,18 NaCl, 70 ml/kgBB, 6
jam
B.
Penyakit Penyerta (broncopneumoni, malnutrisi berat)
HSD, 30 ml/kgBB, 2 jam
HSD, 70 ml/kgBB, 6 jam
C.
Hipernatremi
HSD 320 ml/kgBB, 48 jam
Setelah melewati resusitasi
cepat (1-2 jam) diberikan cairan HSD secara lambat. Defisit (70 ml) + rumatan
(100 ml) + 2 hari on going losses: ±
320 ml/kg dalam waktu 48 jam (2-3 tetes/kgBB/menit).
- Dietetik
Makanan tetap diberikan, ASI diteruskan, formula diencerkan
dalam waktu singkat. Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang mudah
dicerna.
- Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A sebesar 100.000 IU (untuk anak di
atas 1 tahun) dan 50.000 IU (untuk anak di bawah 1 tahun).
- Pemberian probiotik
Pemberian probiotik sebesar 1 kapsul atau 1 bungkus
per hari.
- Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial
Penggunaan antimikrobial hanya pada kasus-kasus
tertentu dan kasus-kasus resiko tinggi, misalnya bayi sangat muda, gizi kurang,
dan ada penyakit penyerta.
- Pengobatan problem penyerta
- Obat-obat
diare tidak dianjurkan
Selain itu, menurut WHO, pada pasien pediatrik, untuk
diare juga dianjurkan untuk diberikan suplemen zink (1 tablet = 20 mg), dengan
dosis antara lain :
-
Usia hingga 6
bulan: ½ tablet perhari selama 14 hari secara rutin
-
Usia > 6 bulan:
1 tablet perhari selama 14 hari secara rutin (Fontaine, 2008).
B.1.1 Diskripsi Hati
Hati
merupakan organ intestinal yang paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya rata-rata 1,2
– 1,8kg atau kira – kira 2,5% berat badan manusia dewasa, didalam hati terjadi metabolisme
tubuh dengan fungsi yang sangat komplek dan juga proses – proses penting
lainnya dalam kehidupan seperti penyimpanan energi, pembentukan protein, asam
empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang
masuk dalam tubuh.
Beberapa penyebab hati antara lain :
1. Infeksi
virus hepatitis,dapat di tularkan melalui selaput mukosa, hubungan seksual dan
darah
2. Zat
– zat toksik seperti alkohol atau obat- obat tertentu
3. Genitik
atau keturunan, seperti hemacromatosis
4. Gangguan
imonologi
5. Kanker
1.2 Pengertian
Kanker hati adalah
kanker yang terjadi pada sel – sel hati. Hati yang terkena kanker akan membesar
seperti bola kaki yang letaknya pada bagian atas kanan abdomen, dibawah
diafragma dan di atas perut.
Hati merupakan salah satu organ vital di dalam
tubuh yang berperan besar pada kelangsungan hidup seseorang. Fungsi paling
penting dari hati adalah menyalurkan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh,
memproduksi protein yang akan membersihkan darah, dan mengeluarkan racun dari
dalam tubuh.
Ada dua tipe kanker hati yang
berpotensi menyerang hati:
a. Kanker
Hati Primer
Penyakit Kanker Hati primer,
yaitu kanker hati yang berasal dari sel – sel hati, dibagi
berdasarkan jenis sel yang menjadi kanker. Jenis penyakit kanker hati tersebut
adalah :
·
Hepatocellular carcinoma (HCC). Ini
adalah jenis kanker hatiyang sering dijumpai baik pada anak –
anak maupun orang dewasa. Ini berawal dari hepatosit, tipe utama sel hati.
·
Cholangiocarcinoma. Jenis kanker ini
berawal dari saluran kecil menyerupai ductus pada hati.
·
Hepatoblastoma. Jenis kanker
hati yang jarang dan lebih sering pada anak – anak di bawah 4 tahun.
Kebanyakan anak – anak yang mengalami hepatoblastoma sukses di obati
·
Angiosarcoma or hemangiosarcoma.
Jenis penyakit kanker hati ini sangat jarang dan berawal dari pembuluh darah
hati dan bertumbuh sangat cepat.
b. Kanker
Metastasized
Kanker yang
menyerang hati ini berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk di organ lain. Ia
menyerang hati karena prinsip kerja hati yang menyaring darah dari racun dan
virus. Organ-organ yang menjadi tempat tumbuh sel kanker diantaranya: colon,
pankreas, perut, dan dada.
Hati merupakan salah satu organ
vital di dalam tubuh yang berperan besar pada kelangsungan hidup seseorang.
Fungsi paling penting dari hati adalah menyalurkan vitamin dan nutrisi ke
seluruh tubuh, memproduksi protein yang akan membersihkan darah, dan mengeluarkan
racun dari dalam tubuh
1.3.Patofisiologi
Penyebab tumor hati masih belum jelas. Tumor yang ditemukan sejak lahir
umumnya jinak, diantaranya adalah hamartoma, hemangioma, dan
hemangioendotelioma. Ada 2 jenis tumor ganas yang sering didapatkan pada anak
yaitu hepatoblastoma dan karsinoma hepatoseluler. Hepatoblastoma banyak
ditemukan di bawah 3 tahun dan dikaitkan dengan kelainan genetik yaitu
hilangnya heterosigositas pada kromosom 11p15 yang berakibat gangguan pada gen
supresi tumor. Hepatoblastoma juga biasa berhubungan dengan adanya sindroma Beckwith-Weidemann
dimana terjadi gangguan pada gen insulin-like growth factor-II .
Karsinoma hepatoseluler pada anak dapat ditemukan sejak lahir hingga usia 19
tahun, biasanya berkaitan dengan infeksi hepatitis B ataupun C, tirosinemia
herediter tipe kronis, penyakit glycogen storage, defisiensi α1-antitripsin,
dan sirosis bilier.
1.4 Etiologi
Banyak penyebab
dari gangguan terjadinya kanker hati diantaranya yaitu :
- Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat aditif dan makanan mentah.
- Sering
mengkonsumsi obat-obatan kimia
- Kebiasaan
mengkonsumsi alkohol secara berlabihan.
- Kebiasaan
merokok.
- lnfeksi
virus Hepatitis B dan Hepatitis C.
- Sirosis
hati.
- Predisposisi
herediter.
- Ras.
- Infeksi
parasit clonorchis sinensis.
- Penggunaan
minyak goreng yang tidak sehat.
1.5 Gejala klinis
Gejala klinis tumor hati pada anak sangat bervariasi dan berbeda pada
setiap penderita karena bergantung pada ukuran dan jenis tumor, kadang gejala
juga diakibatkan metastase tumor. Beberapa gejala yang sering didapatkan
diantaranya :
- Masa abdomen yang besar,
atau pembesaran perut
- Nyeri perut kanan
- Nafsu makan menurun,
penurunan berat badan
- Muntah
- Ikterus
- Panas
- Gatal-gatal pada kulit
- Anemia
- Nyeri punggung akibat
penekanan tumor
Dapat juga
terjadi krisis akut abdominal disertai pecahnya tumor dan hemoperitonium
(biasanya pada karsinoma hepatoseluler)
1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tumor hati pada anak bergantung pada jenis dan stadium
tumor, serta usia dan kondisi fisik penderita. Pada tumor jinak biasanya
dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tanpa disertai pengobatan yang
lainnya. Pada tumor ganas diperlukan kerjasama dengan dokter bedah anak dan ahli
onkologi anak. Pengobatan biasanya merupakan kombinasi antara :
- Pembedahan
- Kemoterapi
- Radioterapi
- Transplantasi hati
C.1.1 Diskripsi Anemia
Anemia didefinisikan sebagai suatu
keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nili normal
untuk kelompok orang yang bersangkutan. Kelompok ditentukan menurut umur dan
jenis kelamin, seperti yang terlihat di dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 2.
Batas normal Kadar Hemoglobin Kelompok
|
Umur
|
Hemoglobin
|
Anak
Dewasa
|
6 bulan
s/d 6 tahun
6 tahun
s/d 14 tahun
Laki-laki
Wanita
Wanita
hamil
|
11
12
13
12
11
|
Klasifikasi anemia ada 2 yaitu
1. Klasifikasi
berdasarkan Morfologi erytrosit
a. Animia
hipokrommikrositer
- Jumlah erytrosit relatif tinggi
- Mean Corpuscular Volume(MCV) rendah,
MCH rendah,MCHC menurun
b. Anemia normokromnormositer
- MCV,MCH,MCHC normal
c. Anemia makrositer
MCV meningkat,MCH meningkat,MCHC
meningkat
2. Klosifikasi
berdasrkan patofisiologi
a. Anemia
akibat pendarahan
b. Anemia
akibat hemolisis
c. Anemia
akibat kegagalan sumsum tulang belakang
1.2 .Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga
diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat
dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk
mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak
menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar
untuk dideteksi.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai
dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat
besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap
yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan
transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan
akan diikuti dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia .
1.3 . Etiologi
Penelitian di negara berkembang mengemukakan bahwa bayi lahir dari
ibu yang menderita anemia kemungkinan akan menderita anemia gizi, mempunyai
berat badan lahir rendah, prematur dan meningkatnya mortalitas (Academi of
Sciences, 1990).
1) Cadangan
zat besi pada waktu lahir tidak cukup.
a) Berat lahir rendah, lahir kurang bulan, lahir kembar
b) Ibu waktu mengandung menderita anemia kekurangan zat besi yang
berat
c) Pada masa fetus kehilangan darah pada saat atau sebelum
persalinan seperti adanya sirkulasi
fetus ibu dan perdarahan retroplasesta
2) Asupan zat besi
kurang cukup,disebabkan oleh absorbsi kurang
3) Kebutuhan akan zat besi meningkat untuk pertumbuhan, terutama
pada lahir kurang bulan dan pada saat akil balik.
4). Kehilangan darah,
misal pada penyakit poliposis rectum
1.4. Maisfestasi klinis
Pada
anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan
manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) Kecepatan timbulnya anemia
(2) Umur individu
(3) Mekanisme kompensasinya
(4)
Tingkat aktivitasnya
(5) Keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) Parahnya anemia tersebut.
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka
lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak
(30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder
hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam
waktu beberapa bulan (walaupun pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme
kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik,
kecuali pada kerja jasmani berat.
1.5 Penatalaksanaan
Secara
umum penatalaksanaannya anemia sebagai berikut
1.
Mencari dan memberikan pengobatan sesuai penyebabnya
2.
Bila anemia sekunder timbul akibat penyakit lain, pengobatan penyakit dasarnya
yang utama.
3.
Tranfusi darah hanya di berikan pada kondisis :
- Perdarahan akaut yang disertai perubahan
tanda- tanda vital ( syok hipovalemik )
- Anemia kronis dengan gangguan oksigenasi
jarinagan
4.
Bila terdapat gagal jantung akibat anemia, dan juga diberikan pengobatan gagal
jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar